Sabtu, 24 November 2012

Puasa 'asyura dan Keutamaannya



Puasa 'asyura
Apakah yang dimaksud dengan puasa 'asyura ? dan Mengapa banyak yang berpuasa pada hari itu?
'asyura secara bahasa berasal dari bahasa arab yaitu 'asyara yang berarti sepuluh. Sedangkan kata 'asyura itu sendiri berarti hari yang kesepuluh.
Puasa 'asyura yaitu puasa sunah yang dilakukan umat islam pada hari kesepuluh di bulan Muharram.
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam pernah bersabda :
Puasa yang paling utama sesudah puasa Ramadhan adalah puasa pada Syahrullah (bulan Allah) Muharram. Sedangkan shalat malam merupakan shalat yang paling utama sesudah shalat fardhu.”(H.R Muslim)

Berkaca pada hadist di atas, maka sesungguhnya, tidak hanya puasa pada hari kesepuluh yang disunnahkan. Tetapi berpuasa pada bulan Muharram secara umum.
Lalu, apakah boleh berpuasa sebulan penuh di bulan Muharram ???
Di dalam hadist lain dikatakan bahwa Rasulullah tidak pernah berpuasa sebulan penuh selain di bulan Ramadhan. Artinya, kita tidak boleh berpuasa sebulan penuh di bulan Muharram namun sebaiknya memperbanyak puasa sunnah di bulan ini.

Bagaimana dengan puasa 'asyura itu sendiri ??

Sahabat ‘Ibnu ‘Umar Radhiyallahu ‘anhu berkata, “Nabi Shalallahu ‘alaihi wa Sallam mengerjakan Puasa ‘Asyura dan memerintahkan kepada para sahabat untuk berpuasa. Ketika puasa Ramadhan diwajibkan, Rasulullah meninggalkan hal tersebut -yakni berhenti mewajibkan mereka mengerjakan- dan hukumnya menjadi mustahab (sunnah).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)


Kemudian perkataan sahabat Mu’awiyyah Radhiyallahu ‘anhu, “Aku mendengar Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: Hari ini adalah hari ‘Asyura. Allah tidak mewajibkan atas kalian berpuasa padanya, tetapi aku berpuasa, maka barang siapa yang ingin berpuasa, maka berpuasalah. Dan barangsiapa yang ingin berbuka (tidak berpuasa), maka berbukalah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Didalam keterangan lain juga dikatakan:
Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu pernah menceritakan "Aku tidak penah melihat Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam bersemangat puasa pada suatu hari yang lebih beliau utamakan atas selainnya kecuali pada hari ini (yaitu hari ‘Asyura) dan pada satu bulan ini (yakni bulan Ramadhan).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Dari hadist-hadist tersebut sudah sangat jelaslah bahwa puasa 'asyura disunahkan bahkan dahulu sempat diwajibkan oleh Rasulullah.

Keutamaan Puasa 'asyura
Jumhur ulama mengatakan bahwa keutamaan dari puasa 'asyura itu sendiri yaitu menghapuskan dosa-dosa yang pernah kita perbuat setahun yang lalu.
Ini berpedoman pada sabda Rasulullah :
"Seorang laki-laki datang bertanya kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam tentang pahala puasa hari ‘asyura. Maka Rasulullah menjawab: Aku berharap kepada Allah agar menghapus dosa-dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim)

Rasulullah juga pernah bersabda :
“Sesungguhnya di surga ada sebuah pintu yang bernama Ar-Royyaan. Pada hari kiamat orang-orang yang berpuasa akan masuk surga melalui pintu tersebut dan tidak ada seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut kecuali mereka. Dikatakan kepada mereka,’Di mana orang-orang yang berpuasa?’ Maka orang-orang yang berpuasa pun berdiri dan tidak ada seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut kecuali mereka. Jika mereka sudah masuk, pintu tersebut ditutup dan tidak ada lagi seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Menambahkan Puasa pada 9 Muharram (Puasa tasu'a)
Beberapa atau sebagian orang berpuasa pada sembilan dan sepuluh muharram secara berturut-turut. Menurut sejarahnya, puasa tasu'a bertujuan untuk membedakan aktifitas muslim dengan yahudi ataupun nasrani.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, beliau berkata, “Ketika Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam berpuasa pada hari ‘Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa padanya, para sahabat menyampaikan, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya hari itu adalah hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan Nashrani.’ Lalu Beliau bersabda, ‘Kalau begitu, pada tahun depan insya Allah kita berpuasa pada hari kesembilan’. Dan belum tiba tahun yang akan datang, namun Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam sudah wafat.” (HR. Muslim)

Berkata Imam al-Syafi’i dan para sahabatnya, “Disunnahkan berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh secara  keseluruhan, karena Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam telah berpuasa pada hari ke sepuluh dan berniat puasa pada hari kesembilan.”

Lalu apakah boleh hanya puasa 'asyura saja ??
Menurut para ulama boleh, namun lebih diutamakan jika digandengkan dengan puasa sehari sebelumnya (puasa tasu'a).
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Munajjid dalam kitabnya Fadhlu Syahrillaah al-Muharram wa Shiyam 'Asyura, mengatakan puasa ‘Asyura memiliki beberapa tingkatan: Paling rendah, berpuasa pada hari itu saja (hari kesepuluh saja). Di atasnya, berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh. Terakhir, memperbanyak puasa pada bulan Muharram ini dan itulah yang terbaik dan terbagus.

Untuk Teman-teman yang berpuasa, selamat berpuasa. Untuk yang tidak berpuasa, bisa dengan memperbanyak puasa di bulan muharram yg masih tersisa lebih kurang 20 hari lagi. Yakinlah, bahwa setiap amalan kita akan selalu dibalas oleh Allah. Yakin Usaha Sampai.


oleh : Bidang Kekaryaan HMI Komhuk Unpad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar