SEJARAH NATAL
Kata natal berasal dari bahasa Latin yang berarti lahir. Secara istilah
Natal berarti upacara yang dilakukan oleh orang Kristen untuk
memperingati hari kelahiran Isa Al Masih – yang mereka sebut Tuhan
Yesus.
Peringatan Natal baru tercetus antara tahun 325 – 354 oleh Paus
Liberius, yang ditetapkan tanggal 25 Desember, sekaligus menjadi
momentum penyembahan Dewa Matahari, yang kadang juga diperingati pada
tanggal 6 Januari, 18 Oktober, 28 April atau 18 Mei. Oleh Kaisar
Konstantin, tanggal 25 Desember tersebut akhirnya disahkan sebagai
kelahiran Yesus (Natal).
KELAHIRAN YESUS MENURUT BIBEL
Untuk menyibak tabir Natal pada tanggal 25 Desember yang diyakini
sebagai Hari Kelahiran Yesus, marilah kita simak apa yang diberitakan
oleh Bibel tentang kelahiran Yesus sebagaimana dalam Lukas 2:1-8 dan
Matius 2:1, 10, 11 (Markus dan Yohanes tidak menuliskan kisah kelahiran
Yesus).
P. Baru: Lukas: 2
2:1. Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia.
2:2 Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria.
2:3 Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri.
2:4
Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke
kota Daud yang bernama Betlehem, –karena ia berasal dari keluarga dan
keturunan Daud–
2:5 supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung.
2:6 Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin,
2:7
dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu
dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena
tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.
2:8. Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.
Jadi, menurut Bibel, Yesus lahir pada masa kekuasaan Kaisar Agustus yang
saat itu sedang melaksanakan sensus penduduk (tahun 7 M = 579 Romawi).
Yusuf, tunangan Maria Ibu Yesus berasal dari Betlehem, maka mereka
bertugas ke sana, dan lahirlah Yesus di Betlehem, anak sulung Maria.
Maria membungkusnya dengan kain lampin dan membaringkannya dalam
palungan (tempat makanan sapi, domba yang terbuat dari kayu). Peristiwa
itu terjadi pada malam hari dimana gembala sedang menjaga kawanan ternak
mereka di padang rumput.
P. Baru: Matius 2:1, 10, 11:
Sesudah
Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman Herodus,
datanglah orang-orang Majus dari Timur ke Yerusalem. Ketika mereka
melihat bintang itu, sangat bersuka citalah mereka.
Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat anak itu bersama Maria, ibunya.
Jadi menurut Matius, Yesus lahir dalam masa pemerintahan raja Herodus
yang disebut Herodus Agung yang memerintahkan tahun 37 SM – 4 M (749
Romawi), ditandai dengan bintang-bintang yang terlihat oleh orang-orang
Majusi dari Timur.
Cukup jelas pertentangan kedua Injil tersebut (Lukas 2:1-8 dan Matius
2:1, 10, 11) dalam menjelaskan kelahiran Yesus. Namun begitu keduanya
menolak kelahiran Yesus tanggal 25 Desember. Penggambaran kelahiran yang
ditandai dengan bintang-bintang di langit dan gembala yang sedang
menjaga kawanan domba yang dilepas bebas di padang rumput beratapkan
langit dengan bintang-bintangnya yang gemerlapan, menunjukkan kondisi
musim panas sehingga gembala berdiam di padang rumput dengan domba-domba
mereka pada malam hari untuk menghindari sengatan matahari. Sebab jelas
25 Desember adalah musim dingin. Sedang suhu udara di kawasan Palestina
pada bulan Desember itu sangat rendah sehingga salju merupakan hal
tidak mustahil.
Bagi yang memiliki wawasan luas, hati terbuka dan lapang dalam mencari kebenaran, kitab suciAl-Qur’an telah memberikan jawaban tentang kelahiran Yesus (Isa alaihissalam).
“Maka
rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (Maryam) bersandar pada
pangkal pohon kurma, ia berkata: “Aduhai, alangkah baiknya aku mati
sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi
dilupakan”. Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: “Janganlah
kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai
dibawahmu (untuk minum). Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke
arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak
kepadamu”. (Surat Maryam: 23-25).
Jadi menurut Al Qur’an,
Yesus dilahirkan pada musim panas disaat pohon-pohon kurma berbuah
dengan lebatnya. Untuk itu perlu kita cermati pendapat sarjana Kristen
Dr. Arthus S. Peak, dalam Commentary on the Bible – seperti dikutip
buku Bible dalam Timbangan oleh Soleh A. Nahdi (hal 23) : Yesus lahir dalam bulan Elul (bulan Yahudi), bersamaan dengan bulan: Agustus – September.
Sementara itu Uskup Barns dalam Rise of Christianity – seperti juga dikutip oleh Soleh A. Nahdi berpendapat sebagai berikut: There
is, moreover, no authority for the belief than December 25 was the
actual birthday of Jesus. If we can give any credence to the bith-story
of Luke, with the shepherds keeping watch by night in the fields near
Bethlehem, the birth of Jesus did not take place in winter, when the
night temperature is so law in the hill country of judea that snow is
not uncommon. After much argument our christmas day seems to have been
accepted about A.D. 3000.
(Kepercayaan,
bahwa 25 Desember adalah hari lahir Yesus yang pasti tidak ada
buktinya. Kalau kita percaya cerita Lukas tentang hari lahir itu dimana
gembala-gembala waktu malam menjaga di padang di dekat Behtlehem, maka
hari lahir Yesus tentu tidak di musim dingin di saat suhu di negeri
pengunungan Yudea amat rendah sekali sehingga salju merupakan hal yang
tidak mustahil. Setelah terjadi banyak perbantahan tampaknya hari lahir
tersebut diterima penetapannya kira-kira tahun 200 Masehi).
PADA TAHUN BERAPA YESUS LAHIR?
Umat Kristen beranggapan bahwa Yesus dilahirkan pada tahun I, karena
penanggalan Masehi yang dirancang oleh Dionysius justru dibuat dan
disesuaikan dengan tahun kelahiran Yesus. Namun Injil Lukas 2:1 (sudah
dikutip sebelumnya) menyatakan Yesus lahir dalam masa pemerintahan
Kaisar Agustus, jadi antara tahun 27 Sebelum Masehi – 14 Sesudah Masehi.**Sedangkan
Matius 2:1 (juga telah dikutip) menyatakan Yesus lahir dalam masa
pemerintahan raja Herodes Agung: tahun 37 Sebelum Masehi – 4 sesudah
Masehi.
Ternyata antara pemahaman yang beredar di kalangan umat Kristen tentang
kelahiran Yesus dengan berita yang disampaikan oleh Injil, Lukas maupun
Matius, tidaklah menunjukkan suatu kepastian, sehingga ilmuwan-ilmuwan
mereka ada yang menyatakan Yesus lahir tahun 8 Sebelum Masehi, tahun 6
Sebelum Masehi, tahun 4 sesudah masehi. Antara lain kita kutip buku
tulisan rev. Dr. Charles Franciss Petter, MA., B.D., S.T.M. yang
berjudul The Lost Years of Jesus Revealed hal 119 sebagai berikut:
In the nineteehnt century, when it became evident and was finally admitted that Herod died in the year 4 B.C. and it was recalled that, according to story in Matthew’s Gospel (2:16), King Herod, in order to eliminate little Jesus as a possible “King of the Jews”, had ordered all infants of two years old and under to be killed, the birth-date of Jesus 0bviously had to be moved back to 4 B at least. Today, scholars prefer 5 to 6 B as the date best accomodating the indonsistent and even cont5radictory traditions, legens, and gospels, although some historians push the date back to 8 and 10 b.C. The problem of the correct dating of Jesus’ birth, life, and death has now been raised again (due to several statemensin these Essence Scrolls) along with the related question on the deity.
In the nineteehnt century, when it became evident and was finally admitted that Herod died in the year 4 B.C. and it was recalled that, according to story in Matthew’s Gospel (2:16), King Herod, in order to eliminate little Jesus as a possible “King of the Jews”, had ordered all infants of two years old and under to be killed, the birth-date of Jesus 0bviously had to be moved back to 4 B at least. Today, scholars prefer 5 to 6 B as the date best accomodating the indonsistent and even cont5radictory traditions, legens, and gospels, although some historians push the date back to 8 and 10 b.C. The problem of the correct dating of Jesus’ birth, life, and death has now been raised again (due to several statemensin these Essence Scrolls) along with the related question on the deity.
(Pada
abad ke-19 setelah terbukti dan akhirnya diajui bahwa Herodes telah
mati 4 tahun sebelum masehi dan setelah ditetapkan, bahwa menurut cerita
Matius (2:16) raja Herodes memerintahkan pembunuhan kanak-kanak
umur/dibawah umur dua tahun untuk membinasakan Yesus yang masih bayi
yang katanya bakal jadi raja orang-orang Yahudi, maka jelaslah tanggal
lahir Yesus harus digeser ke belakang, paling sedikit 4 tahun sebelum
masehi. Masa kini para sarjana lebih condong menggeserkan tanggal
lahirnya Yesus itu 5 sampai 6 tahun ke belakang tahun Masehi. Kesulitan
menentukan tanggal kelahiran Yesus, kehidupannya dan kematiannya
terpaksa ditimbulkan kembali karena adanya keterangan-keterangan yang
banyak terdapat dalam gulungan-gulungan Essene (yang terdapat di gua
Qamran) malah soal-soal yang berhubungan dengan ketuhanannya juga harus
dibangkitkan kembali).
Jadi sampai hari inipun tidak ada kejelasan tahun berapa Yesus dilahirkan.
ASAL USUL PERAYAAN NATAL 25 DESEMBER
Perintah untuk menyelenggarakan peringatan Natal tidak ada dalam Bibel
dan Yesus tidak pernah memberikan contoh ataupun memerintahkan pada
muridnya untuk menyelenggarakan peringatan kelahirannya.
Perayaan Natal baru masuk dalam ajaran Kristen Katolik pada abad ke 4 M.
Dan peringatan inipun berasal dari upacara adat masyarakat penyembah
berhala. Dimana kita ketahui bahwa abad ke-1 sampai abad ke-4 M dunia
masih dikuasai oleh imperium romawi yang paganis politheisme.
Ketika Konstantin dan rakyat Romawi menjadi penganut agama Katholik,
mereka tidak mampu meninggalkan adat/budaya pagannya, apalagi terhadap
pesta rakyat untuk memperingati hari Sunday (sun = matahari; day = hari)
yaitu kelahiran Dewa Matahari tanggal 25 Desember.
Maka supaya agama Katholik bisa diterima dalam kehidupan masyarakat
Romawi diadakanlah sinkretisme (perpaduan agama-budaya/penyembahan
berhala), dengan cara menyatukan perayaan kelahiran Sun of God (Dewa Matahari) dengan kelahiran Son of God (Anak Tuhan = Yesus).
Maka pada konsili tahun 325,
Konstantin memutuskan dan menetapkan tanggal 25 Desember sebagai hari
kelahiran Yesus. Juga diputuskan: Pertama, hari Minggu (Sunday = hari
matahari) dijadikan pengganti hari Sabat yang menurut hitungan jatuh
pada Sabtu. Kedua, lambang dewa matahari yaitu sinar yang bersilang
dijadikan lambang Kristen. Ketiga, membuat patung-patung Yesus, untuk
menggantikan patung Dewa Matahari.
Sesudah Kaisar Konstantin memeluk agama Katolik pada abad ke-4 Masehi,
maka rakyat pun beramai-ramai ikut memeluk agama Katholik. Inilah
prestasi gemilang hasil proses sinkretisme Kristen oleh Kaisar
Konstantin dengan agama paganisme politheisme nenek moyang.
Demikian asal-usul Christmas atau Natal yang dilestarikan oleh orang-orang Kristen di seluruh dunia sampai sekarang.
Darimana kepercayaan paganis politheisme mendapat ajaran tentang Dewa Matahari yang diperingati tanggal 25 Desember?
Mari kita telusuri melalui Bibel maupun sejarah kepercayaan paganis yang
dianut oleh bangsa Babilonia kuni di dalam kekuasaan raja Nimrod
(Namrud).
California USA, 1994, menjelaskan:
Namrud
cucu Ham Anak nabi Nuh adalah pendiri sistem kehidupan masyarakat
Babilonia kuno. Nama Nirod dalam bahasa Hebrew (Ibrani) berasal dari
kota “Marad” yang artinya: “Dia membangkang atau Murtad” antara lain
dengan keberaniannya mengawini ibu kandungnya sendiri bernama
“Semiramis”.
Namun usia Namrud tidak sepanjang ibu sekaligus istrinya. Maka setelah
Namrud mati Semiramis menyebarkan ajaran, bahwa roh Namrud tetap hidup
selamanya, walaupun jasadnya telah mati. Maka dibuatlah olehnya
perumpamaan pohon “Evergreen” yang tumbuh dari sebatang kayu mati.
Maka untuk memperingati kelahirannya dinyatakan bahwa Namrud selalu
hadir di pohon Evergreen dan meninggalkan bingkisan yang digantungkan di
ranting-ranting pohon itu. Sedangkan kelahiran Namrud dinyatakan
tanggal 25 Desember. Inilah asal-usul pohon Natal.
Lebih lanjut Semiramis dianggap sebagai “Ratu Langit” oleh rakyat
Babilonia, kemudian Namrud dipuja sebagai “anak suci dari surga”. [/i]
Putaran zaman menyatakan bahwa penyembah berhala versi Babilonia ini berubah menjadi “Mesiah palsu”, berupa dewa “Ba-al” anak dewa matahari dengan obyek penyembahan “Ibu dan Anak” (Semiramis dan Namrud) yang lahir kembali. Ajaran tersebut menjalar ke negara lain: Di Mesir berupa “Isis dan Osiris”, di Asia bernama “Cybele dan Deoius”, di Roma disebut“Fortuna dan Yupiter”. Bahkan di Yunani, “Kwan Im” di Cina, Jepang, dan Tibet, India, Persia, Afrika, Eropa, dan Meksiko juga ditemukan adat pemujaan terhadap dewa “Madonna”dan lain-lain.
Dewa-dewa berikut dimitoskan lahir pada tanggal 25 Desember, dilahirkan oleh gadis perawan(tanpa bapak), mengalami kematian (salib) dan dipercaya sebagai Juru Selamat (Penebus Dosa).
- Dewa Mithras (Mitra) di Iran, yang juga diyakini dilahirkan dalam sebuah gua dan mempunyai 12 orang murid. Dia juga disebut sebagai Sang Penyelamat, karena ia pun mengalami kematian, dan dikuburkan, tapi bangkit kembali. Kepercayaan ini menjalar hingga Eropa. Konstantin termasuk salah seorang pengagum sekaligus penganut kepercayaan ini.
- Apollo, yang terkenal memiliki 12 jasa dan menguasai 12 bintang/planet.
- Hercules yang terkenal sebagai pahlawan perang tak tertandingi.
- Ba-al yang disembah orang-orang Israel adalah dewa penduduk asli tanah Kana?an yang terkenal juga sebagai dewa kesuburan.
- Dewa Ra, sembahan orang-orang Mesir Kuno; kepercayaan ini menyebar hingga ke Romawi dan diperingati secara besar-besar dan dijadikan sebagai pesta rakyat. Demikian juga Serapsis, Attis, Isis, Horus,Adonis, Bacchus, Krisna, Osiris, Syamas, Kybele dan lain-lain. Selain itu ada lagi tokoh/pahlawan pada suatu bangsa yang oleh mereka diyakini dilahirkan oleh perawan, antara lain Zrates (Bangsa Persia) dan Fo Hi (Bangsa Cina). Demikian pula pahlawan-pahlawanHelenisme: Agis, Celomenes, Eunus, Solulus, Aristonicus, Tibarius, Grocesus, Yupiter, Minersa, Easter.Jadi, konsep bahwa Tuhan itu dilahirkan seorang perawan pada tanggal 25 Desember, disalib/dibunuh kemudian dibangkitkan, sudah ada sejak zaman purba.Konsep/dogma agama bahwa yesus adalah anak Tuhan dan bahwa Tuhan mempunyai tiga pribadi, dengan sangat mudahnya diterima oleh kalangan masyarakat Romawi karena mereka telah memiliki konsep itu sebelumnya. Mereka tinggal mengubah nama-nama dewa menjadi Yesus. Maka dengan jujur Paulus mengakui bahwa dogma-dogma tersebut hanyalah kebohongan yang sengaja dibuatnya. Kata kepada jemaat di Roma.
Tetapi jika kebesaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliannya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa ? (Roma 3:7).Mengenai kemungkinan terjadinya pendustaan itu. Yesus telah mensinyalir lewat pesannya:
Jawab Yesus kepada mereka: Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai namaku dan berkata Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang?. (Matius 24:4-5).
PANDANGAN BIBEL TENTANG UPACARA NATAL
Untuk mengetahi pandangan Bibel tentang perayaan Natal yang diwarisi dari tradisi paganisme, baiklah kita telaah Yeremia 10:2-4:
“Beginilah
firman Tuhan: “Janganlah biasakan dirimu dengan tingkah langkah
bangsa-bangsa, janganlah gentar terhadap tanda-tanda di langit,
sekalipun bangsa-bangsa gentar terhadapnya. Sebab yang disegani
bangsa-bangsa adalah kesia-siaan. Bukankah berhala itu pohon kayu yang
ditebang orang dari hutan, yang dikerjakan dengan pahat oleh tangan
tukang kayu? Orang memperindahnya dengan emas dan perak, orang
memperkuatnya dengan paku dan palu supaya jangan goyang.”
Demikianlah pandangan Bibel tentang upacara Natal, yaitu melarang orang Kristen mengikuti kebiasaan bangsa-bangsa penyembah berhala.
Selanjutnya mari kita simak penjelasan dalam Yeremia 10:5:
“Berhala
itu sama seperti orang-orangan di kebun mentimun. Tidak dapat
berbicara, orang harus mengangkatnya, sebab tidak dapat melangkah.
Janganlah takut kepadanya, sebab berhala itu tidak dapat berbuat jahat,
dan berbuat baik pun dia tidak dapat.”
SUMBER-SUMBER KRISTEN YANG MENOLAK NATAL
- Catholic Encyclopedia, edisi 1911 tentang Chrismas: “Natal bukanlah upacara gereja yang pertama … melainkan ia diyakini berasal dari Mesir, perayaan yang diselenggarakan oleh para penyembah berhala dan jatuh pada bulan Januari, kemudian dijadikan hari kelahiran Yesus.”Dalam buku yang sama, tentang “Natal Day” dinyatakan sebagai berikut: “Di dalam kitab suci tidak ada seorangpun yang mengadakan upacara atau menyelenggarakan perayaan untuk merayakan hari kelahiran Yesus. Hanyalah orang-orang kafir saja (seperti Fir’aun dan Herodes) yang berpesta pora merayakan hari kelahirannya ke dunia ini.”
- Encyclopedia Britanica, edisi 1946 menyatakan: “Natal bukanlah upacara gereja abad pertama, Yesus Kristus atau para muridnya tidak pernah menyelenggarakannya, dan Bible juga tidak pernah menganjurkannya. Upacara ini diambi oleh gereja dari kepercayaan kafir penyembah berhala.’
- Encyclopedia Americana, edisi tahun 1944, menyatakan: “Menurut para ahli, pada abad-abad permulaan, Natal tidak pernah dirayakan oleh umat Kristen. Pada umumnya umat Kristen hanya merayakan hari kematian orang-orang terkemuka saja, dan tidak pernah merayakan hari kelahiran orang tersebut”. (Perjamuan Suci, yang termaktub dalam kitab Perjanjian Baru hanyalah untuk mengenang kematian Yesus Kristus) … Perayaan Natal yang dianggap sebagai hari kelahiran Yesus, mulai diresmikan pada abad ke-4 M. Pada abad ke-5 M, Gereja Barat memerintahkan kepada umat Kristen untuk merayakan hari kelahiran Yesus, yang diambil dari hari pesta bangsa Roma yang merayakan hari “Kelahiran Dewa Matahari”. Sebab tidak seorangpun mengetahui hari kelahiran Yesus.”Keterangan:
** Jika kita menerima keterangan Injil Lukas, maka Yesus dilahirkan pada tahun 2 Sebelum Masehi. Hal ini didasarkan pada keterangan Injil Lukas yang menempatkan pembaptisan Yesus pada tahun ke-15 pemerintahan Kaisar Roma Tiberius, dan saat Pontius Pilatus menjadi pejabat gubernur Yudaea (Lukas 3:1), dan bahwa Kaisar Tiberius menggantikan Kaisar Agustus pada tahun 14 Masehi,* maka Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis pada tahun 29 Masehi, yakni ketika Yesus berumur kira-kira 30 tahun (Lukas 3:23). Ini berarti, Yesus dilahirkan pada tahun 2 Sebelum Masehi.Rujukan:
* A) Josephus F (1998) B) Asimov I (1969) C) Braid W (1971) D) Duncan GB (1971) E) Leon-Dufour X (1983) F) Jerald F. Dirks (2001).Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar